Cubalah satu malam sahaja engkau duduk, lalu ajaklah dirimu meneliti aib diri. Jika hari ini engkau disanjung, dihormati, disegani, disebut-sebut namamu kerana jasa, kebaikanmu.
(Ketahuilah, bukankah Allah yang menutup aib dirimu ?)
(Cubalah jika Allah buka segala kejahatanmu. Agak-agaknya di mana engkau akan meletakkan wajahmu ? Mahukah engkau terima segala pujian dengan senang hati sedangkan hakikatnya engkau wajar di keji ?)
Tajamkanlah pandangan batinmu wahai diri. Duduk dan perhatikan setiap aib yang engkau ada.
Apa aib mataku ?
Apa aib telingaku ?
Apa aib lidahku ?
Apa aib tanganku ?
Apa aib kakiku ?
Apa aib perutku ?
Lebih dari itu...
Apa aib batinku ?
Apa aib jiwaku ?
Apa aib ruhku ?
Sebulan penuh mata tidak menangis kerana Allah; mata apakah ini ?
Mata yang terpesona setiap kali melihat dunia ?
Mata yang memandang hina orang lain dan melihat dirnya lebih hebat dibanding dengan mereka ?
Atas dasar apa ?
Perhatikan telingamu.
Engkau mendengar ghibah, fitnah, adu domba, dan perkataan-perkataan cela yang lain ?
Cermatilah dengan saksama buat satu malam sahaja.
Berapa kali engkau menyemak ayat-ayat al Quran dengan penuh khusyuk sehingga hatimu bergetar ?
Risiklah diri pada malam ini. Anda mengaji minggu ini, bulan ini, bulan sebelumnya ?
Mungkin ada yang mengatakan tidak, dan menunda-nunda hingga bulan Ramadhan untuk melakukannya, menunggu hingga lupa tempat engkau meletakkan al Quran. Mungkin juga ada yang menjawab YA, dan beruntunglah jika engkau termasuk salah satu di antara orang-orang yang dimuliakan Allah sehingga dapat membaca al Quran.
Selanjutnya, apa hasil yang engkau petik dari bacaan itu ? Berapa ayat yang membuatkanmu berhenti membaca lalu... air matamu mengalir kerana takut kepada Allah ? Berapakah ayat al Quran yang menggoncangkan hati engkau di saat menyemaknya ?
Jangan-jangan... engkau membaca dengan hati yang sibuk dengan hal-hal lain, sehingga engkau tidak memperhatikan apa yang diucapkan Allah kepadamu ?
Rujukan : dari kitab Ma'alim al Suluk li al Mar'ah al Muslimah, Karya Habib Ali Al Jufri, Terbitan Dar al Ma'rifah, Beirut, cet 5, 1428 H/2007M
Terjemahan : Habib Ali al Jufri, Terapi Ruhani Untuk Semua, Cet II 2012, Penerbit Zaman, Jakarta.
Perhatikan telingamu.
Engkau mendengar ghibah, fitnah, adu domba, dan perkataan-perkataan cela yang lain ?
Cermatilah dengan saksama buat satu malam sahaja.
Berapa kali engkau menyemak ayat-ayat al Quran dengan penuh khusyuk sehingga hatimu bergetar ?
Risiklah diri pada malam ini. Anda mengaji minggu ini, bulan ini, bulan sebelumnya ?
Mungkin ada yang mengatakan tidak, dan menunda-nunda hingga bulan Ramadhan untuk melakukannya, menunggu hingga lupa tempat engkau meletakkan al Quran. Mungkin juga ada yang menjawab YA, dan beruntunglah jika engkau termasuk salah satu di antara orang-orang yang dimuliakan Allah sehingga dapat membaca al Quran.
Selanjutnya, apa hasil yang engkau petik dari bacaan itu ? Berapa ayat yang membuatkanmu berhenti membaca lalu... air matamu mengalir kerana takut kepada Allah ? Berapakah ayat al Quran yang menggoncangkan hati engkau di saat menyemaknya ?
Jangan-jangan... engkau membaca dengan hati yang sibuk dengan hal-hal lain, sehingga engkau tidak memperhatikan apa yang diucapkan Allah kepadamu ?
Rujukan : dari kitab Ma'alim al Suluk li al Mar'ah al Muslimah, Karya Habib Ali Al Jufri, Terbitan Dar al Ma'rifah, Beirut, cet 5, 1428 H/2007M
Terjemahan : Habib Ali al Jufri, Terapi Ruhani Untuk Semua, Cet II 2012, Penerbit Zaman, Jakarta.
No comments:
Post a Comment