Tidak lama lagi (14 Oktober 2015 Rabu), kita akan menyambut tahun Hijrah, sempena penghijrahan Nabi Muhammad s.a.w. dari Makkah ke Madinah. Ia merupakan permulaan kalendar Islam. Sebelumnya, dunia mengenali kalendar yang dicipta oleh orang Kristian sempena kelahiran Nabi Isa a.s. (iaitu 579 tahun sebelum berhijrahnya Nabi Muhammad s.a.w.).
Seperti biasa, di kalangan kita (orang2 Malaysia) akan timbul Ustaz2 dan Ustazah2 di dalam Facebook, Blog, Twitters dan sebagainya seperti tumbuhnya cendawan di musim hujan. Masing2 memberi keterangan dan lengkap dengan hujjah2 tentang Doa akhir dan awal tahun hijrah boleh diamal atau tidak (bukan susah jadi Ustaz dan Ustazah, tak payah pi Maktab Mahmud atau Universiti Al-Azhar Kaherah, cukup dengan copy dan paste ..... macam yang saya selalu buat).
Saya pun bukan arif sangat bab2 agama tetapi penjelasan oleh Kiyai Muhammad Idrus Ramli cukup memuaskan hati saya dan saya rasa ingin berkongsi dengan anda semua.
.............................................................................................................................................DALIL DOA AKHIR TAHUN DAN AWAL TAHUN
Oleh : Kiyai Muhammad Idrus Ramli
SOAL: “Apakah doa akhir tahun dan awal tahun ada dalilnya?
JAWAB: “Ya jelas ada dalilnya. Masakan doa tidak ada dalilnya. Di dalam al-Qur’an Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".
(QS. Ghafir : 60).
Ayat di atas memberikan pesanan agar kita
selalu berdoa kepada Allah, dan Allah menjanjikan akan mengabulkan doa
kita. Sedangkan orang yang sombong dari menyembah-Nya seperti tidak mahu
berdoa kepada-Nya, diancam dimasukkan ke neraka Jahanam.
Perintah berdoa dalam ayat di atas bersifat mutlak dan umum. Karena itu
berdoa pada akhir tahun dan awal tahun, masuk dalam keumuman perintah
ayat tersebut.
SOAL: “Tapi dalil khusus akhir tahun dan awal tahun kok tidak ada.”
JAWAB: “Ada, yaitu diqiyaskan dengan doa awal waktu dan akhir waktu.
Misalnya doa pada awal bulan dan akhir bulan. Dalam kitab-kitab hadits
diriwayatkan:
DOA AWAL BULAN
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ
اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ: " اَللهُمَّ أَهِلَّهُ
عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ
رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ " رواه الدارمي والترمذي وقال: حديث حسن
Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam apabila melihat hilal (bulan pada tanggal 1, 2 dan 3),
maka beliau berdoa: “Ya Allah, perlihatlah bulan ini kepada kami dengan
kebahagiaan, keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu
adalah Allah.” (HR. al-Darimi [1730] dan al-Tirmidzi [3451]. Al-Tirmidzi
berkata: “Hadits ini hasan”.).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ : " اَللهُ أَكْبَرْ ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ
عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ ،
وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ ".
رواه الدارمي
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat hilal, maka
berdoa: “Allah Maha Besar. Ya Allah, perlihatkanlah bulan ini kepada
kami dengan keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman dan pertolongan
pada apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah Allah.” (HR. al-Darimi [1729]).
عَنْ قَتَادَةَ ، أَنَّهُ
بَلَغَهُ ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ : " هِلاَلُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ ، هِلاَلُ
خَيْرٍ وَرُشْدٍ ، هِلاَلُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ ، آَمَنْتُ بِاللهِ الَّذِيْ
خَلَقَكَ " ، ثلاث مرات ، ثم يقول : " اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ ذَهَبَ
بِشَهْرِ كَذَا وَجَاءَ بِشَهْرِ كَذَا ". رواه ابو داود
Dari
Qatadah, bahwa telah sampai kepadanya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam apabila melihat hilal, maka berdoa: “Semoga bulan ini membawa
kebaikan dan petunjuk. Semoga bulan ini membawa kebaikan dan petunjuk.
Semoga bulan ini membawa kebaikan dan petunjuk. Aku beriman kepada Allah
yang telah menciptakanmu.” Sebanyak tiga kali, kemudian berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah membawa pergi bulan ini, dan datang
dengan bulan ini.” (HR. Abu Dawud [5092]).
Hadits-hadits di atas
menunjukkan anjuran membaca doa pada awal bulan, setelah perginya bulan
sebelumnya. Doa akhir tahun dan awal tahun, dianjurkan juga, dengan
diqiyaskan pada doa awal bulan di atas. Di sisi lain, dalam kitab-kitab
hadits juga disebutkan doa-doa yang dianjurkan pada awal terbitnya
Matahari dan setelah terbenamnya Matahari, sebagaimana dijelaskan dalam
kitab-kitab tentang doa dan dzikir, seperti kitab al-Adzkar karya
al-Imam an-Nawawi dan semacamnya. Wallahu a’lam.
SOAL: “Kalau dalil doa akhir tahun dan awal tahun tersebut didasarkan pada dalil qiyas, apakah hal ini dibenarkan?”
JAWAB: “Ya tentu dibenarkan. Qiyas dalam ibadah telah dilakukan oleh
para ulama sejak generasi salaf, para sahabat, ahli hadits dan para imam
madzhab, termasuk Imam Ahmad bin Hanbal, Imam al-Bukhari dan lain-lain.
Bahkan Syaikh Ibnu Baz juga banyak melakukan qiyas dalam bab ibadah,
sebagaimana dapat dibaca dalam sebagian fatwa-fatwa beliau.
SOAL: “Apakah penjelasan khasiat doa akhir tahun dan awal tahun tersebut dapat dibenarkan?”
JAWAB: “Ya tentu saja dibenarkan. Khasiat ayat al-Qur’an, doa dan
dzikir telah diakui oleh seluruh ulama. Syaikh Ibnu Qayyimil Jauziyyah,
murid terkemuka Syaikh Ibnu Taimiyah, panutan kaum
Wahabi-(bukan-Salafi), berkata:
وَمِنَ الْمَعْلُوْمِ أَنَّ بَعْضَ
الْكَلامِ لَهُ خَوَاصُّ وَمَنَافِعُ مُجَرَّبَةٌ فَمَا الظَّنُّ بِكَلامِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِيْ فَضْلُهُ عَلَى كُلِّ كَلامٍ كَفَضْلِ
اللهِ عَلَى خَلْقِهِ الَّذِيْ هُوَ الشِّفَاءُ التَّامُّ وَالْعِصْمَةُ
النَّافِعَةُ وَالنُّوْرُ الْهَادِيْ وَالرَّحْمَةُ العَامَّةُ الَّذِيْ
لَوْ أُنْزِلَ عَلَى جَبَلٍ َتَصَدَّعَ مِنْ عَظَمَتِهِ وَجَلالَتِهِ قَالَ
تَعَالَى وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
للمؤمنين [ الإسراء: 82 ] وَ مِنْ هَا هُنَا لِبَيَانِ الْجِنْسِ لاَ
لِلتَّبْعِيْضِ هَذَا أَصَحُّ الْقَوْلَيْنِ. (ابن القيم، زاد المعاد في
هدي خير العباد، 2/162).
“Dan telah dimaklumi bahwa sebagian
perkataan manusia memiliki sekian banyak khasiat dan aneka kemanfaatan
yang dapat dibuktikan. Apalagi ayat-ayat al-Qur’an selaku firman Allah,
Tuhan semesta alam, yang keutamaannya atas semua perkataan sama dengan
keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya. Tentu saja, ayat-ayat al-Qur’an
dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna, pelindung yang
bermanfaat dari segala marabahaya, cahaya yang memberi hidayah dan
rahmat yang merata. Dan andaikan al-Qur’an itu diturunkan kepada gunung,
niscaya ia akan pecah karena keagungannya. Allah telah berfirman: “Dan
kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. al-Isra’: 82).
Kata-kata “dari
al-Qur’an”, dalam ayat ini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna
sebagian menurut pendapat yang paling benar. (Ibn al-Qayyim, Zad
al-Ma’ad, 2/162).
Perhatikan, dalam pernyataan di atas, Syaikh
Ibnu Qayyimil Jauziyyah menjelaskan bahwa khasiat doa dan dzikir
termasuk hal yang dimaklumi di kalangan umat Islam.
Bagi yang tidak
percaya dengan khasiat tersebut, tangisilah dirinya, karena telah
menyimpang dari kemakluman yang diakui dalam agama.”
SOAL: “Dari mana untuk mengetahui khasiat ayat al-Qur’an, doa dan dzikir?”
JAWAB: “Sebahagian dari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sebahagian juga dari pengalaman orang-orang soleh dan ilham
yang diterima oleh para auliya atau orang-orang yang ma’rifat kepada
Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh al-Hafizh as-Suyuthi dalam
al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an.”
SOAL: “Apakah kepercayaan terhadap
khasiat yang diperoleh dari kaum para auliya dan orang-orang soeh tidak
merosakkan akidah Islam.”
JAWAB: “Tidak merosakkan. Bahkan
mempercayai khasiat yang diperoleh dari pengalaman dan ilham para auliya
dan orang soleh termasuk bahagian dari akidah umat Islam. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah dalam al-‘Aqidah
al-Wasithiyyah.”
SOAL: “Siapa dari kalangan ulama yang menganjurkan doa akhir tahun dan awal tahun?”
JAWAB: “Ya banyak sekali, terutama ulama Timur Tengah dan seluruh
dunia. Anda boleh baca dalam kitab Kanz al-Najah wa al-Surur fi
al-Ad’iyah al-Ma’tsurah allati Tasyrahu al-Shudur, karya Syaikh Abdul
Hamid bin Muhammad Ali Qudus al-Makki al-Syafi’i, (1277-1335 H).”
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment